FAJAR.CO.ID — Kasus terpapar virus Korona mutasi B117 dari Inggris sudah ditemukan di Indonesia. Ada 2 kasus diumumkan pada Selasa (2/3) oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono.
Mutasi virus Korona baru-baru ini memicu lonjakan jumlah kasus Covid-19 yang berkepanjangan dan telah menambah beban para profesional medis. Lantas, apakah gejalanya berbeda dengan Covid-19 sebelumnya?
Ada banyak ilmuwan yang masih meneliti tentang varian ini. Namun, diprediksi gejalanya tak jauh berbeda dengan virus Korona sebelumnya.
“Tapi gejala tampaknya tidak berbeda pada saat ini,” kata asisten profesor kedokteran penyakit menular di Baylor College of Medicine di Houston, Prathit Kulkarni, M.D, seperti dilansir Prevention.
Sementara itu, profesor dan kepala penyakit menular di Universitas di Buffalo di New York, Thomas Russo, menjelaskan akibatnya sulit untuk mengetahui apakah gejala itu mungkin disebabkan oleh jenis asli SARS-CoV-2 atau B117, “Hanya pengujian yang akan mengetahui apakah Anda terpapar varian tersebut,” katanya.
Itu berarti seseorang harus tetap memperhatikan tanda-tanda atau gejala Covid-19 yang paling umum. Apa saja? Yakni, demam, menggigil, sesak napas, kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau baru, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau meler, mual atau muntah, dan diare.
B117 Lebih Menular?
Menurut data para peneliti, faktanya, satu studi pracetak dari London School of Hygiene and Tropical Medicine memperkirakan bahwa varian B117, 56 persen lebih menular daripada strain asli SARS-CoV-2. Studi lain, dari para peneliti di Imperial College London, menemukan bahwa reproduksi virus B117 yaitu jumlah rata-rata orang yang menularkan virus kepada orang yang terinfeksi adalah 1,45. Angka sebelum varian muncul adalah 0,92.
Kredit: Tautan sumber