Berkat lagu Hanya Untukmu, Rafika Duri membawa harum nama Indonesia di kancah internasional pada era 1970-an. Suara merdunya adalah idola pada masa itu. Puluhan tahun berlalu, wajahnya masih tetap fresh. Perempuan 60 tahun itu pun masih eksis di dunia tarik suara.
—
Apa kabar Anda dan keluarga?
Saya kabarnya baik. Keluarga saya juga baik. Sekarang anak saya ada tiga, satu laki-laki dan dua perempuan. Saya juga sudah punya cucu loh, satu perempuan.
Usia Anda sudah setengah abad lebih, tapi tetap awet muda. Apa rahasianya?
Mungkin karena selama ini saya menjalani pola hidup sehat. Yaitu mengonsumsi makanan yang banyak seratnya, buah-buahan, olahraga, dan tidur teratur. Saya yakin, kalau tubuh kita sehat, auranya akan terpancar.
Apa kesibukan Anda sekarang?
Membuat klip lagu-lagu lama saya yang syairnya ditulis seperti karaoke gitu untuk dimasukkan ke YouTube. Namun sekarang terhenti karena pandemi. Kegiatan di luar rumah kan tidak boleh. Pandemi betul-betul saya pergunakan dengan anak-anak untuk membuat channel YouTube.
Dalam waktu dekat bakal ada lagu baru?
Belum ada yang nawarin sampai sekarang. Tapi, dengan adanya channel YouTube, saya bisa menyanyikan lagu baru. Juga meng-cover lagu saya sendiri atau lagu teman saya atas izin pencipta. Sekaligus bisa berkomunikasi dengan penggemar-penggemar saya melalui YouTube. Karena anak saya punya studio di rumah, jadi kami syuting dan melakukan kegiatan apa pun di rumah. Oh iya, nama channel-nya Rafika Duri Show.
Nama Anda melambung, berbarengan dengan Harvey Malaiholo. Apa sampai sekarang masih berkomunikasi?
Dia memang teman duet saya. Sebelum pandemi kami masih sering nyanyi bersama. Baik di televisi maupun acara-acara siapa pun yang mengundang kami. Jadi, kami masih sering nyanyi bareng sebetulnya di acara-acara.
Cerita singkat perjuangan Anda dulu meniti karir sebagai penyanyi?
Saya berasal dari Pulau Bangka. Dari usia 10 tahun sudah sering menyanyi. Menjadi juara kedua Pop Singer di Bangka saat usia saya 11 tahun. Tahun 1971 saya hijrah ke Jakarta. Di ibu kota saya mulai belajar olah vokal, musik keroncong, bossa nova, dan mengikuti berbagai lomba nyanyi.
Kisah paling berkesan?
Puncaknya ketika tahun 1976 saya menjuarai Bintang Radio dan Televisi. Tahun 1978 TVRI mengirim penyanyi ke Seoul Song Festival dan kebetulan saya yang terpilih untuk mewakili Indonesia. Di sana kami mendapatkan penghargaan, Gayageum Awards namanya.
Alasan ingin jadi penyanyi terkenal?
Karena menurut saya menyanyi itu, selain bisa menghibur diri kita sendiri, juga bisa menghibur orang lain. Dan itu bagi saya tidak ternilai.
Menurut Anda, bagaimana perkembangan industri musik tanah air sekarang, mengingat mudahnya untuk jadi penyanyi terkenal?
Bersyukurlah seniman-seniman yang ada di era digital ini. Tidak seperti era saya yang untuk latihan saja harus cari band dulu. Ketika rekaman ada salah di refrain atau di belakang, harus mengulang dari awal. Tapi, sekarang semua dipermudah. Itu suatu keberuntungan di era sekarang ini. Jadi, adik-adik, manfaatkanlah era digital ini sebaik-baiknya. Banyak berdoa, rajin latihan, dan fokus dengan tujuan. Saya senang dan beruntung ada di era ini, bisa melihat perkembangan musik yang luar biasa.
Saksikan video menarik berikut ini:
Kredit: Tautan sumber