Ditanya Delisting, VidyCoin Legal dan Terdaftar di Bappebti

Berbagai kalangan diseluruh dunia mulai menggemari kehadiran Investasi uang Kripto atau Cryptocurrency, tak terkecuali Indonesia. Salah satunya VidyCoin.

Walaupun pengembangan teknologi mengenai pengelolaan aset Kripto sudah berjalan selama berpuluh tahun. Sampai saat ini, negara – negara di dunia masih memberi minat besar pada perkembangan industri Kripto. Bahkan beberapa tahun terakhir, makin banyak peminat dari berbagai kalangan dunia yang ingin mencoba investasi pada mata uang digital ini.

Jika Anda merupakan salah satu dari sekian juta orang yang tertarik, mungkin Anda perlu mengetahui terlebih dahulu mengenai sejarah dan awal kemunculan mata uang ini jauh sebelum seperti apa yang Anda kenal sekarang.

Cryptocurrency

Mata uang Kripto merupakan aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksi keuangan, memverifikasi transfer aset, dan mengontrol proses pembuatan unit tambahan. Penggunaan kriptografi sendiri adalah untuk memberi keaman informasi dan sebagai saluran komunikasi dengan menggunakan kode – kode tertentu.

Uang Kripto tidak memiliki bentuk fisik, ia terbentuk dari kode – kode buatan mesin mining yang berisi transaksi di tiap bloknya. Blok tersebut kemudian terangkai dan membentuk rangkaian kode digital yang kita sebut blockchain. Hasil dari mining dalam blockchain tersebut berbentuk koin yang kemudian disebut dengan koin mata uang Kripto.

Penggunaan cryptocurrency banyak digunakan dan dipertukarkan melalui internet, sehingga dijuluki mata uang virtual. Awalnya, konsep mata uang digital ini merujuk pada Moneycrasher ditahun 1980-an oleh David Chaum yang merupakan Ilmuwan Komputer dan Matematikawan Amerika.

Temuannya tersebut ia kembangkan hingga pada tahun 1990-an berhasil mengembangkan mata uang digital yang diberi nama DigiCash. Pengembangan ini dapat dikatakan belum berhasil, namun berperan penting dalam perkembangan sejarah cryptocurrency dimasa mendatangnya.

Melewati waktu hingga belasan tahun kemudian, B-Money diciptakan oleh seorang insinyur perangkat lunak bernama Wei Dai yang memiliki konsep dan sistem yang modern dan lebih rumit dibanding penemuan sebelumnya. Akan tetapi, penemuan ini pun belum berhasil dikembangkan, terlebih lagi B-Money belum sempat digunakan sebagai alat tukar sebagai mana mestinya.

Akhir tahun 2000-an atau akhir 1990-an, PayPal diperkenalkan oleh Elon Musk sebagai perantara keuangan digital yang konvensional dan masih digunakan dalam berbagai transaksi online sebagai bukti pembayarannya.

Kemunculan Bitcoin pada tahun 2009 menjadi awal ramainya kemunculan jenis mata uang Kripto lainnya. Diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2008 melalui bukunya, setahun kemudian dirilis secara perdana kepada publik. Perilisan ini mendapat sambutan yang baik dan antusiasme yang cukup besar dari berbagai kalangan sehingga tahun berikutnya mulai semakin ramai pihak – pihak yang berusaha menciptakan jenis mata uang kripto.

Respon positif dari publik ini meningkatkan peminat terhadap mata uang kripto sehingga secara signifikan mengakibatkan naiknya nilai mata uang kripto. Banyak orang menggunakan mata uang kripto dalam jumlah yang terbatas, tak terkecuali di Indonesia.

Perkembangan Crypto di Indonesia

Cryptocurrency sendiri hingga tahun 2022 ini sudah mulai terasa familiar, terlebih saat pandemi melanda yang menggiring kita untuk lebih banyak menggunakan internet untuk meminimalisir kontak fisik secara langsung.

Masuknya cryptocurrency di Indonesia ditandai dengan hadirnya Bitcoin di tahun 2013 silam. Kemudian muncul exchanger yang berperan sebagai platform bagi pengguna untuk memperjualbelikan Bitcoin. Exchanger menyediakan sistem OTC (Over The Counter) sebagai third party dimana pengguna nantinya dikenakan PPN dan sistem split harga.

Kehadiran cryptocurrency di Indonesia juga melalui para wisatawan yang berkunjung ke Bali atau komunitas dan website luar yang menawarkan reward atau voucher berupa mata uang digital.

VidyCoin

Mata uang kirpto memiliki banyak jenis, salah satunya adalah VidyCoin yang merupakan salah satu aset kripto dari Vidy Foundation dan aset kripto ini juga diperdagangkan pada 9 exchange lainnya dan diperdagangkan baik di pasar Indonesia maupun di luar negeri. Vidyx merupakan aset kripto lainnya dari Vidy Foundation.

Pengamat Bursa Lukman Haqeem dari Market Analyst GK Invest telah mengakui bahwa di Asia, Indonesia kini jadi pasar terbesar kedua untuk investor aset kripto.

Sementara itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebutkan bahwa jumlah cryptoinvestor di Indonesia telah mencapai sepuluh juta pengguna dengan total transaksi mencapai hingga ratusan triliun.

Dalam pernyataannya juga, Lukman mengatakan bahwa di masa sekarang ini, hadirnya aset kripto jadi ketertarikan masyarakat indonesia, terlebih sejak tahun lalu saat pandemi melanda, yang mana nilai mata uang digital mengalami peningkatan.

Salah satu aset kripto yang sedang populer di Indonesia adalah koin dari VidyCoin. Sudah terdaftar secara legal juga di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), dimana nilai mata uang digital sedang alami peningkatan.

Namun, keputusan untuk menghapus aset kripto dari Vidy Foundation baru-baru ini disesalkan oleh banyak orang karena menyebabkan kerugian untuk masyarakat. Terlebih bagi investor yang telah membeli produk aset kripto milik Vidy Foundation ini di platform marketplace Indonesia baik di Indodax atau exchanger lainnya yang ada di luar negeri.

Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul juga ikut memberi tanggapannya terkait delisting produk aset kripto milik Vidy Foundation yang dilakukan oleh Satgas Waspada Investasi (SWI).

Mengenai adanya informasi bahwa penjualan produk aset kripto milik Vidy Foundation yang dilakukan secara multilevel marketing (MLM), dinilai sebagai sebuah spekulasi tanpa alasan, sehingga ia mempertanyakan keputusan SWI yang memutuskan VidyCoin kedalam daftar investasi yang dianggap ilegal.

Aset kripto VidyCoin telah resmi diperdagangkan di Indodax sejak tahun 2020 lalu, namun perlu diketahui bahwa walaupun baru, aset kripto milik Vidy Foundation ini sudah menempati peringkat teratas di Indodax dengan Jumlah agregat transaksi capai ratusan miliar dalam kurun waktu yang sangat singkat. Tentu Jumlah ini dianggap sangat besar untuk mata uang yang baru terdaftar dan menawarkan harga yang terjangkau tapi mempunyai prospek yang sangat bagus. Terlebih lagi, volume transaksinya yang lumayan besar menunjukkan jika pelaku dagang yang melakukan transaksi cukup banyak dan aktif.

Artinya, bahkan untuk Indonesia dan luar negeri, koin dari Vidy Foundation memiliki komunitas dan basis pengguna yang sangat besar. Adanya komunitas ini tersebar di Indonesia bahkan di luar negeri, sejauh ini mendapat reaksi yang sangat baik.

Lukman mengakhiri pendapatnya dengan mengatakan bahwa terlebih di saat pandemi yang sedang terjadi ini, keberadaan aset kripto dari Vidy Foundation ini menyumbang banyak perekonomian masyarakat di Indonesia.

FAQ